Bangun pagi, berbekal kecrekan dan gitar kecil
yang kau buat sendiri dengan tanganmu yang mungil,
kau datang menjemput uang
yang tercecer di persimpangan jalan
Sorot lampu merah-kuning-hijau sudah seperti sorot matamu.
Saat kami tengah sumpek kegerahan melawan kemacetan,
kau berloncatan kegirangan berharap
ada yang mau membeli suaramu.
Jalanan adalah rumahmu.
Bagimu,hujan,panas,dingin,gerah,
adalah saudara.
Walau maut selalu mengintai langkah kecilmu.
Saat kami tengah merengek ingin membeli ini itu,
Kau rajut sendiri harapanmu tanpa ada yang mau membantu.
Saat kami tengah putus asa menangisi hidup ini,
Kau dengan riang gembira berlari, bernyanyi
tak peduli beban hidup yang senantiasa menghantui.
Kau mengajarkan kepada kami
bagaimana cara hidup dalam kehidupan
dan tidak takut dengan ketakutan
Tapi kami selalu menganggapmu sebagai debu jalanan.
Keberadaanmu jarang kami hiraukan
namun justru sering kami lupakan.
(5 Jan ’11)
Minggu, 23 Januari 2011
Home »
Coretanku
,
Puisi Saya
»
Yang Terlupakan dari Jalanan
Yang Terlupakan dari Jalanan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar