Di ruang kerjanya,ranjang,dia kembali sok sibuk.
Alasannya dikejar-kejar waktu,alasan ini itu,
padahal waktu sudah bosan dulu menghitung tingkahnya.
Kerjanya tidur, membuat liur
tampak jelas di bantalnya.
Mengenakan topi perang peninggalan simbah
yang sudah bolong di tengah.
Suatu hari ada pengemis yang meminta sedekah,
Ia berkata, “Nanti saja kalau aku sudah kaya,
pergi sana! Uang tetangga belum habis kuutangi,
kau sudah minta-minta,”
Pengemis tak mau kalah, “Topinya bagus mas, habis nyolong dimana?”
Habis berkata begitu si pengemis pun berlalu
Ia terdiam. Teringat wajah pengemis itu jadi teringat wajah simbahnya.
Lalu ia tidur dengan gelisah.
Ia teringat ketika simbah
ditemukan bersimbah darah dengan topi perangnya
24-01-11
Minggu, 30 Januari 2011
Home »
Coretanku
,
Puisi Saya
»
Topi Perang Simbah
Topi Perang Simbah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar