Template by:
Free Blog Templates

Jumat, 09 September 2011

Garis-garis pada Spektrum Bintang

Βintang memancarkan cahaya sendiri karena ada peristiwa pembangkitan energi di pusatnya. Energi yang tercipta kemudian merambat kepermukaan dan akhirnya dipancarkan keluar dari bintang itu sebagai radiasi elektromagnetik dalam berbagai panjang gelombang. Ѕifat-sifat radiasi yang dipancarkan oleh bintang antara lain dijelaskan oleh hukum Ρlanck.

Gambar 1 Kurva distribusi energi Planck untuk benda hitam bersuhu 7000 K, puncaknya berada pada λ ≈ 4100Å









Menurut Ρlanck, suatu benda yang memiliki sifat sebagai pemancar dan penyerap yang baik akan memancarkan radisi elektromagnetik dengan distribusi tertentu. Lebih tepatnya jika kita membuat grafik antara intensitas radiasi terhadap panjang gelombang kita akan mendapati bentuk seperti gunung (lihat gambar 1). Ρosisi puncak gunung itu ada pada panjang gelombang berapa, tergantung pada temperatur benda itu. Ѕemakin tinggi temperatur benda pemancar, letak puncak gunung itu akan semakin ke arah kiri (ke arah panjang gelombang yang lebih pendek). Jadi sebagai indikator temperatur benda pemancar radiasi.

Akan tetapi kalau kita perhatikan spektrum bintang-bintang, distribusi intensitas itu tidak semulus yang digambarkan oleh hukum Ρlanck, melainkan kebanyakan menampakkan adanya celah-celah tajam. Κalau kita lihat foto spektrumnya akan nampak garis-garis gelap yang bersesuaian dengan posisi celah-celah tajam itu, yang merupakan garis serapan.


Gambar 2 atas distribusi energi yang dipancarkan bintang kelas A yang bertemperatur sekitar 7500 K, bawah, spektrum bintang kelas A. Grafik diatas dapat diperoleh dengan merunut spektrum bintang sehingga grafik atas sering disebut spektrum satu dimensi.




Ѕementara itu, ada bintang-bintang lain yang justru menampakkan bentuk seperti duri menonjol keatas pada spektrumnya. Jika kita lihat foto spektrumnya,bintang-bintang semacam ini menampakkan garis-garis terang, yang menunjukkan bahwa pada panjang gelombang itu intensitas radiasi yang dipancarkan bintang lebih tinggi daripada panjang gelombang sekitarnya. Ini yang disebut garis emisi.


Gambar 3 Contoh spektrum bintang yang mengandung garis emisi, sumber :  www.astrosurf.com/~buil/us/peculiar2/wolf.htm








Βagaimana garis-garis serapan dan emisi itu dapat terbentuk ? Hal ini dapat dijelaskan oleh hukum Κirchoff. Jika cahaya terpancar dari sebuah sumber yang panas dan bertekanan tinggi, distribusi intensitasnya akan mulus seperti yang dijelaskan oleh hukum Ρlanck. Jika cahaya dari sumber itu melewati gas yang lebih dingin dan bertekanan rendah, maka akan terbentuk garis-garis serapan, dengan pola yang bergantung pada jenis gas yang dilewati. Ѕuatu gas bertekanan rendah yang dipijarkan atau mendapat cahaya dari arah lain akan memancarkan garis-garis emisi. Ρenjelasannya dapat dilihat pada gambar 4.


Gambar 4. Proses terjadinya garis absorpsi dan emisi.













Sumber: http://www.majalahastronomi.com/PAGES/Olimpiade%20Astronomi.html

[+/-] Cekidot...

Astronomi

Astronomi ialah cabang ilmu alam yang melibatkan pengamatan benda-benda langit (seperti halnya bintang, planet, komet, nebula, gugus bintang, atau galaksi) serta fenomena-fenomena alam yang terjadi di luar atmosfer Bumi (misalnya radiasi latar belakang kosmik (radiasi CMB)). Ilmu ini secara pokok mempelajari pelbagai sisi dari benda-benda langit — seperti asal-usul, sifat fisika/kimia, meteorologi, dan gerak — dan bagaimana pengetahuan akan benda-benda tersebut menjelaskan pembentukan dan perkembangan alam semesta.


Astronomi sebagai ilmu adalah salah satu yang tertua, sebagaimana diketahui dari artifak-artifak astronomis yang berasal dari era prasejarah; misalnya monumen-monumen dari Mesir dan Nubia, atau Stonehenge yang berasal dari Britania. Orang-orang dari peradaban-peradaban awal semacam Babilonia, Yunani, Cina, India, dan Maya juga didapati telah melakukan pengamatan yang metodologis atas langit malam. Akan tetapi meskipun memiliki sejarah yang panjang, astronomi baru dapat berkembang menjadi cabang ilmu pengetahuan modern melalui penemuan teleskop.

Cukup banyak cabang-cabang ilmu yang pernah turut disertakan sebagai bagian dari astronomi, dan apabila diperhatikan, sifat cabang-cabang ini sangat beragam: dari astrometri, pelayaran berbasis angkasa, astronomi observasional, sampai dengan penyusunan kalender dan astrologi. Meski demikian, dewasa ini astronomi profesional dianggap identik dengan astrofisika.

Pada abad ke-20, astronomi profesional terbagi menjadi dua cabang: astronomi observasional dan astronomi teoretis. Yang pertama melibatkan pengumpulan data dari pengamatan atas benda-benda langit, yang kemudian akan dianalisis menggunakan prinsip-prinsip dasar fisika. Yang kedua terpusat pada upaya pengembangan model-model komputer/analitis guna menjelaskan sifat-sifat benda-benda langit serta fenomena-fenomena alam lainnya. Adapun kedua cabang ini bersifat komplementer — astronomi teoretis berusaha untuk menerangkan hasil-hasil pengamatan astronomi observasional, dan astronomi observasional kemudian akan mencoba untuk membuktikan kesimpulan yang dibuat oleh astronomi teoretis.

Astronom-astronom amatir telah dan terus berperan penting dalam banyak penemuan-penemuan astronomis, menjadikan astronomi salah satu dari hanya sedikit ilmu pengetahuan di mana tenaga amatir masih memegang peran aktif, terutama pada penemuan dan pengamatan fenomena-fenomena sementara.

Astronomi harus dibedakan dari astrologi, yang merupakan kepercayaan bahwa nasib dan urusan manusia berhubungan dengan letak benda-benda langit seperti bintang atau rasinya. Memang betul bahwa dua bidang ini memiliki asal-usul yang sama, namun pada saat ini keduanya sangat berbeda.

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Astronomi

[+/-] Cekidot...

Rumahku, Tempat tinggalku

Saya bertempat tinggal tidak jauh dari sekolah saya, SMA Negeri 1 Pemalang. Dari sekolah menuju rumah saya, kira-kira jaraknya berkisar antara tiga ratus sampai lima ratus meter. Tepatnya saya beralamat di Perumahan Puri Praja Kencana Jalan Kalimantan III no. 6, Mulyoharjo, Pemalang. Sebagai acuan, perumahan tersebut terletak di sekitar Jalan Sulawesi.


Rumah saya terletak di sebelah selatan Jalan Sulawesi. Sebagian besar rumah di perumahan ini memiliki cat dan tipe bangunan yang relatif sama. Selain itu, papan nama jalan disini masih sangat terbatas jumlahnya. Bahkan untuk papan nama jalan yang menuju rumah saya (Jalan Kalimantan III) masih belum ada. Sehingga bagi orang yang belum pernah kesini mungkin akan kesulitan menemukan rumah saya.

Di depan rumah saya adalah persawahan yang semakin sempit karena semakin banyaknya bangunan rumah yang mendesaknya. Meski begitu saya masih dapat merasakan segarnya udara persawahan terutama ketika pagi hari. Selain itu karena rumah saya menghadap ke selatan, apabila di pagi hari cuaca cerah dan tidak berawan, di kejauhan saya biasanya dapat melihat pemandangan berupa Gunung Slamet yang sangat indah.

Untuk ukuran sebuah rumah di kompleks perumahan saya, rumah saya termasuk sederhana. Rumah saya dominan cat hijau kecuali tembok pagar dan langit-langit ruang tamu yang berwarna merah jambu. Agar tidak terlihat gersang, di depan rumah ditanami berbagai jenis bunga, dua buah pohon mangga, dan sebuah pohon sawo. Di dalam ruang tamu hanya ada hiasan seadanya, tidak terlalu mencolok. Meski begitu, saya cukup nyaman tinggal di rumah saya.

Rumah saya terdiri dari dua lantai. Sebagian besar kegiatan dilakukan di lantai bawah. Lantai bawah terdiri atas ruang tamu, ruang tengah, dua bilik kamar tidur, dapur, dan kamar mandi. Sedangkan lantai atas terdiri dari sebuah ruangan terbuka dan sebuah ruang tertutup. Ruang terbuka biasanya digunakan untuk menjemur pakaian. Sedangkan ruang tertutup digunakan sebagai tempat salat dan tempat peletakan komputer.

Begitulah kiranya deskripsi tentang rumah saya. Masih banyak hal di rumah saya yang belum sempat saya sampaikan di sini. Apabila ada kesalahan kata, ketikan, ejaan, dan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar, saya mohon maaf.

[+/-] Cekidot...

Jumat, 26 Agustus 2011

Paradoks Cinta: Sajak Terdiam

Kuharap bersamamu tak hanya jadi harapan.


Aku ingin mengambil sepotong senja

dan kuberikan untukmu

Aku terdiam, mengajak batu bicara

Engkaukah yang telah menyembunyikan suaraku?

Aku berpaling padamu lagi, kau tersenyum

Adakah kata-kata indah yang dapat kuberikan padamu?



Aku menatap sepotong senja yang tak suka menunggu

kawanan camar, nyiur hijau, deru ombak, langit biru.

Maaf sayang, aku lupa menatap waktu.

Aku terlalu sibuk menirukan gema suaraku. Entah apa itu?


Lama-lama pikiranku menjadi semakin gila

Senja yang tadinya penuh merah di pucuk cakrawala

tiba-tiba bolong begitu saja

Batu yang tadi terdiam saat ku ajak bicara

malah menyeringai menantang mata

Dan kau beranjak seakan mengikuti

kemana senja pergi

Langit menertawakanku, brengsek! Kataku.

Senja telah hilang sebelum aku menyadari engkau

telah raib ditelan tikungan.


Adakah dinding yang menghalangiku memelukmu,

sehingga tubuh hanya terpaku.

Adakah cahaya di bola matamu,

yang memerahkan mataku, merindukan ingatanku

Rindu tinggal rindu saat kau datang padaku

hanya untuk melihatku membisu.


Aku ingin mengambil seiris bulan

sebelum waktu tercebur ke dalam hanyut ingatan

sebelum bintang-bintang berguguran

di ranum pipimu, di cedera lukamu.


Sementara langit hanya hitam, setelah senja pergi

menemui dunia yang kita sendiri tak ketahui

Lalu rinduku bias oleh kilau cahaya bulan di sudut lautan

Saat pelukanmu menyadarkan lamunan yang memakuku.

Aku seakan menemukan suaraku kembali, mengatakan

sebuah frasa yang aku tak tahu apakah kau masih sudi mendengarkan.

Frasa yang klise, frasa yang cuma klausa

Frasa yang mungkin cuma paradoks cinta yang tak berkesudahan.

Kau tahu kan?


Ini adalah awal, dari sebuah akhir.

Namun ku tak tahu mana awalku mana akhirku

Atau akhirku hanya permulaanku?

Ah, cintaku. Rinduku kepadamu hanya membuatku semakin membenci waktu.

Aku ingin pulang saja, senja, matamu sudah minus delapan sepertinya.


***


Ups! Rupanya bulan mengintip pesan yang terselip

di sudut akhir puisiku,


Aku ingin melihat bulan cemburu

melihat engkau bersinar di hatiku.



(8-9-2011)


[+/-] Cekidot...

Selasa, 16 Agustus 2011

Bergerak Dengan Kecepatan Cahaya, Mungkinkah ?

Kecepatan cahaya dalam sebuah vakum adalah 299.792.458 meter per detik (m/s) atau 1.079.252.848,8 kilometer per jam (km/h) atau 186.282.4 mil per detik (mil/s) atau 670.616.629,38 mil per jam (mil/h). Kecepatan cahaya ditandai dengan huruf c, yang berasal dari bahasa Latin celeritas yang berarti "kecepatan", dan juga dikenal sebagai konstanta Einstein.



Mungkinkah ada kecepatan yang melebihi kecepatan cahaya???

Pernah dengar teori partikel "tachyon" sebuah partikel hipotesis yang diajukan karena melihat fenomena yang terjadi pada skala kosmik yakni tumbukan kosmik. saat partikel-partikel kosmik yang bergerak dengan kecepatan yang luar biasa cepatnya (konon ada yang mencapai 99.99% kecepatan cahaya) bertumbukan akan menghasilkan partikel tachyon yang bergerak melebihi kecepatan cahaya sejak awal terbentuknya. berdasarkan para ilmuan kehadiran partikel ini dizinkan oleh (secara matematis) teori relativitas khusus. sifat-sifatnya mungkin kurang bisa diterima oleh orang awam, yakni partikel tersebut memiliki massa diam (rest mass) bernilai imajener, saat ia melepaskan energi dalam bentuk radiasi kosmik maka kecepatannya bertambah besar, partikel tersebut tidak pernah memiliki kecepatan sama atau dibawah kecepatan cahaya, dan ia bisa mundur ke massa lampau.

kecepatan cahaya bukan yang tercepat tetapi seperti yang sudah saya sebutkan bahwa kecepatan cahaya merupakan batas pengetahuan kita sampai saat ini berdasarkan teori relativitas Einstein. Teori yang menyebutkan bahwa ada objek bergerak melebihi kecepatan cahaya disebut dengan tachyon. kurang lebih animasinya seperti ini:


Visualisasi dari tachyon, analogi dengan suara yang dihasilkan dari pesawat jet supersonic. karena tachyon bergerak melebihi kecepatan cahaya, maka kita tidak dapat melihatnya saat mendekat. setelah tachyon melewati posisi kita, maka kita dapat melihat dua bayangannya, keduanya muncul dan bergerak pada arah yang berlawanan. garis hitam pada gambar adalah gelombang kejut dari radiasi Cherenkov (analogi dengan dentuman suara), ditunjukkan hanya sesaat. efek bayangan ganda ini paling tampak jika diamati oleh pengamat yang berada pada lintasan objek tersebut (dalam contoh ini digambarkan dalam bola berwarna abu-abu). bagian sebelah kanan yang berwarna biru adalah bayangan yang terbentuk karena pergeseran biru-dopler yang diterima oleh pengamat - yang berada pada puncak garis hitam Cherenkov - dari bola yang bergerak dengan kecepatan lebih dari cahaya saat mendekat; objek bergerak menjauh saat cahaya tiba dari posisi awal cahaya sebelum sampai ke pengamat. bagian kiri yang berwarna kemerahan yang meninggalkan bola setelah melewati pengamat; bergerak maju mengikuti arah bola sebelumnya. karena objek sampai sebelum cahaya pengamat tidak melihat apapun sampai saat bola melewati pengamat, yaitu setelah bayangan dilihat oleh pengamat, maka objek perlahan terbelah menjadi dua yang satu bergerak ke depan dan yang lain bergerak ke belakang.

Contoh lainnya: jika partikel tersebut bergerak dari titik A ke titik B maka yang kita lihat adalah saat partikel tersebut sedang mulai meninggalkan titik A bisa jadi sebenarnya dia sudah sampai ke titik B. jika partikel tersebut berhenti di titik B maka dia bisa melihat dirinya sendiri sedang menuju ke tempatnya, Serem atau keren?

Ini masih sebuah teori atau gagasan berdasarkan tumbukan kosmik, bisa benar bisa juga salah namanya juga teori.

UPDATE!!!:
Sedikit meluruskan, kecepatan cahaya bukan kecepatan maksimum di jagad raya dan tidak ada seorang ahli fisikapun yang mengatakannya termasuk Einstein.

Keberadaan dari tachyon ini justru didukung persamaan Relativitas Khusus Einstein. namun sampai saat ini penelitian terhadap tachyon belum membuahkan hasil yang memuaskan
Tachyon pertama diajukan dalam tabloid ilmiah "pre-relativistic" oleh Fisikawan Arnold Sommerfeld dan dinamakan oleh Gerald Feinberg (pada 1067) yakni berasal dari bahasa yunani tachys artinya cepat (swift). Berdasarkan terminologi seperti ini objek yang bergerak dengan kecepatan dibawah kecepatan cahaya disebut tardyon atau bardyon, objek yang bergerak dengan kecepatan cahaya seperti foton disebut luxon. keberadaan tachyon bisa diijinkan oleh persamaan matematika relativitas khusus

E = m /√(1 - v2/c2)

Dimana E adalah massa-energi dari pertikel, m adalah massa "diam", dan v adalah v adalah kecepatan, dan c adalah kecepatan cahaya. Persamaan tersebut menunjukan bahwa untuk tachyon, E naik saat v naik dan menjadi tak berhingga saat v = c, hal ini berlaku untuk objek yang memiliki kecepatan awal dibawah kecepatan cahaya dan dipercepat sampai kecepatan cahaya. namun bagaimana dengan objek yang selalu melebihi kecepatan cahaya? dalam kasus ini v2/c2 > 1, seperti yang telah di sebutkan di atas akan muncul bilangan imajener. Tachyon selalu diatas kecepatan cahaya. Secara fisika massa imajener lebih bisa diterima karena objek tidak pernah berhenti sehingga tidak dapat secara langsung diukur seperti halnya menghitung massa foton.

Jawaban yang paling mungkin untuk pertanyaan anda adalah tubuh kita diubah susunan materinya menjadi cahaya. Bagaimanakah hal itu mungkin terjadi ? Teori yang memungkinkan adalah teori Annihilasi. Teori ini mengatakan bahwa setiap materi (zat) memiliki anti materinya. Dan jika materi direaksikan dengan anti materinya, maka kedua partikel tersebut bisa lenyap berubah menjadi seberkas cahaya atau sinar gamma.

Hal ini telah dibuktikan di laboratorium nuklir bahwa jika partikel proton direaksikan dengan antiproton, atau elektron dengan positron (anti elektron), maka kedua pasangan tersebut akan lenyap dan memunculkan dua buah sinar gamma, dengan energi masing-masing 0,511 MeV (Mega Electron Volt) untuk pasangan partikel elektron, dan 938 MeV untuk pasangan partikel proton.

Sebaliknya apabila ada dua buah berkas sinar gamma dengan energi sebesar tersebut di atas dilewatkan melalui medan inti atom, maka tiba-tiba sinar tersebut lenyap berubah menjadi 2 buah pasangan partikel tersebut di atas. Hal ini menunjukkan bahwa materi(badan kita) bisa dirubah menjadi cahaya dengan cara tertentu yang disebut annihilasi dan sebaliknya. Dengan bgitu kita bergerak dengan kecepatan cahaya. nah pada saat samapai ke tempat tujuan, tubuh kita kembali menjadi materi. Peristiwa ini mungkin lebih dikenal seperti teleportasi dalam teori fisika kwantum.

sebenernya fenomena teleportasi di Indonesia itu udah ada, bahkan sebagian kecil masyarakat udah memanfaatkannya. Mungkin pernah denger, ada orang yang bisa pergi kemana aja hanya sekejap mata. Atau di beberapa kasus ditemukan benda di dalam tubuh, seperti paku, jarum, senjata tajam, batu, dll yang katanya "dikerjain" sama seseorang. Atau hal-hal "mistis" atau "gak masuk akal" lain yang berkenaan dengan pemindahan suatu benda dlm sekejap mata. Masyarakat Indonesia umumnya masih memandang hal tersebut itu aneh, mistis, gaib, gak masuk akal, pekerjaan jin, dsb. Coba deh, dipikirin lagi secara mendalam, bandingkan dengan hukum-hukum fisika, hal tsb akan dapat diterangkan secara ilmiah dan logis, walaupun masih dalam tataran hipotesis. Pada dasarnya fenomena-fenomena yang dapat "ditangkap" oleh indera manusia tidak terlepas dari hukum fisika. Sekarang tergantung kita, apakah mau memikirkan fenomena-fenomena yang terjadi di sekeliling kita. Masih banyak fenomena yang menunggu untuk kita pikirkan dan diterapkan menjadi sebuah TEKNOLOGI.


Sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5324972

[+/-] Cekidot...

PETA DUNIA

 

Sasuke's Mangekyō Sharingan